ini adalah salah satu kelas yang di miliki SMA N 1 MAJALAYA
di depannya terbentang lapangan upacara
di pinggir lapangan upacara tersedia jalan untuk berolahraga
di depan kelas tersedia tempat sampah yang berguna untuk menjaga kebersihan tempat ini
lalu di depan kaca kelas tersedia tempat duduk dari kramik yang nyaman bagi kita untuk menikmati pemandangan SMA ini
walaupun bangunannya terlihat sederhana namun di SMA N 1 MAJALAYA ini memiliki banyak fasilitas yang dapat anda nikmati misalnya:
disini saya berada di tengah taman yang sejuk dan segar
udara yang kita hirup sungguh bersih
mungkin kalau terlalu lama bisa-bisa ketiduran dech karena suasana yang sangat nyaman
SMAJA atau yang disebut dengan SMA N 1 MAJALAYA memiliki komputer yang cukup banyak
ruangan ini memiliki 2 buah AC yang sengaja dibuat untuk mendinginkan ruangan, supaya komputer tak terlalu kepanasan hehe...
Berhati-hatilah dengan pikiranmu
Karena itu akan menjadikan tindakan
Berhati-hatilah dengan tindakanmu
Karena itu akan menjadi kebiasaan
Berhati-hatilah dengan kebiasaanmu
Karena itu akan menjadi karakter
" jika engkau lelah mengerjakan sesuatu kebaikan, maka ingatlah bahwa rasa lelah itu akan segera hilang, sedangkan kebaikan itu akan kekal dalam keabadiaan "
(ali bin abi thalib)
asalammualaikum wr wb
pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang ...
yang akan di tampilkan oleh ...
mohon perhatiannya ya teman-teman...
baiklah pembahasan pertama mengenai ... yang akan di sampaikan oleh ...
pembahasan kedua mengenai ... yang akan di sampaikan oleh ... (dan seterusnya)
terimakasih atas informasinya
sekarang kita masuk ke sesi tanya jawab
silakan angkat tangan
silakan berdiri sebutkan nama dan pertanyaannya :
alhamdulilah acara disklusi ini telah selesai dilaksanakan
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
wabilahi taufik walhidaya
wasalam mualaikum wr wb
suaatu ketiak aku melihat seorang anak yang telah dewasa bersama ayahnya pergi ketaman. taman yang begitu hijau, sejuk dan memiliki danau begitu indah di mataku
lalu hinggaplah seekor burung gagak di atas pohon.
lalu sang ayah bertanya "apa itu nak"
"gagak, ayah" kata sang anak
sang ayah pun mengangguk
sewaktu waktu ayah bertanya lagi
"apa itu nak?"
sang anak merasa gugup ia menjawab dengan bergetar " burung gagak ... "
lalu beberapa lama, ayah bertanya lagi
"apa itu nak"
si anak merasa ada yang tidak beres dengan ayahnya ia menjawab dengan keras
"ITU BURUNG GAGAK AYAH"
kemudian ayah bertanya lagi
dengan pertanyaaan yang sama dengan tenang "apa itu nak?"
sang anak yang merasa kesal menjawab dengan sinis "gagak"
lalu sang ayah bertanya lagi apa itu nak?
kini sang anak sudah naik pitam ia berkata kepada ayahnya dengan keras dan kasar
" KENAPA SIH AYAH INI, TAHUKAN ITU GAGAK...GAGAK...GAGAK!!!"
dengan nada kesal sang anak langsung memealingkan muka
sang ayahpun pergi
tak lama kemudian ayah kembali dengan membawa seseuatu ditangannya
lalu sang ayah memeberikan sebuah buku pada anaknya "bacalah..."
dengan rasa kesalnya sang anak mulai membacanya
kini anak ku sudah berumur 6 tahun
ia bertanya kepadaku "apa itu ayah" sambil menunjuk seekor gagak
lalu aku menjawab "itu gagak"
lalu sang anak bertanya lagi "apa itu ayah"
ayah menjawab itu gagak nak
beberapa waktu kemudian sang anak bertanya lagi
"apa itu ayah"
dengan jawaban yang sama ayah menjawab itu gagak nak
lalu sang anak mengulang pertanyaannya lagi sebanyak 25 kali
dengan kasihsayang dan kesabaran aku pun menjawab pertanyaan itu sebanyak 25 kali
semoga suatu saat nanti ini bisa menjadi pelajaran yang baik buat anakku tersayang
sejenak anaknya meneteskan air mata
sang ayah berkata : "ayah baru bertanya 5 kali pertanyaan yang sama pada mu tetapi engkau telah kehilangan kesabaran dan marah marah pada ayah"
dia pun menangis dan meminta maaf kepada ayahnya
ayah yang selama ini membesarkannya, membimbingnya hingga bisa
begitu besar jasanya pada sang anak. tidak seharusnya sang anak berkata begitu.
ingatlah akan jasa yang mereka korbankan untuk dirimu...
Dari latar belakang tentang bencana alam di Indonesia, mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi. Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana, baik yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun bencana sebagai akibat dari perbuatan manusia (man-made disaster). Mitigasi pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik itu korban jiwa dan/atau kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan manusia. Untuk mendefenisikan rencana atau srategi mitigasi yang tepat dan akurat, perlu dilakukan kajian resiko (risk assessmemnt). Kegiatan mitigasi bencana hendaknya merupakan kegiatan yang rutin dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi seharusnya sudah dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum kegiatan bencana, yang seringkali datang lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, dan bahkan memiliki intensitas yang lebih besar dari yang diperkirakan semula.
2.Tujuan Mitigasi
Tujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi Bencana adalah sebagai berikut :
2.1Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya alam.
2.2Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.
2.3Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman (safe).
3.Jenis - Jenis Mitigasi
Secara umum, dalam prakteknya mitigasi dapat dikelompokkan ke dalam mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural berhubungan dengan usaha-usaha pembangunan konstruksi fisik, sementara mitigasi non struktural antara lain meliputi perencanaan tata guna lahan disesuaikan dengan kerentanan wilayahnya dan memberlakukan peraturan (law enforcement) pembangunan. Dalam kaitan itu pula, kebijakan nasional harus lebih memberikan keleluasan secara substansial kepada daerah-daerah untuk mengembangkan sistem mitigasi bencana yang dianggap paling tepat dan paling efektif-efisien untuk daerahnya.
3.1Mitigasi Struktural
Mitigsasi struktural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami. Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Bangunan tahan bencana adalah bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan tersebut mampu bertahan atau mengalami kerusakan yang tidak membahayakan apabila bencana yang bersangkutan terjadi. Rekayasa teknis adalah prosedur perancangan struktur bangunan yang telah memperhitungkan karakteristik aksi dari bencana.
3.2 Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana selain dari upaya tersebut di atas. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan. Undang-Undang Penanggulangan Bencana (UU PB) adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh lainnya adalah pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagaia aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat, juga bagian ari mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di masyarakat yang hidup di sekitar daerah rawan bencana.
Kebijakan non struktural meliputi legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan non struktural lebih berkaitan dengan kebijakan yang bertujuan untuk menghindari risiko yang tidak perlu dan merusak. Tentu, sebelum perlu dilakukan identifikasi risiko terlebih dahulu. Penilaian risiko fisik meliputi proses identifikasi dan evaluasi tentang kemungkinan terjadinya bencana dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.
Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struktural maupun yang bersifat non struktural harus saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Pemanfaatan teknologi untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu bencana harus diimbangi dengan penciptaan dan penegakan perangkat peraturan yang memadai yang didukung oleh rencana tata ruang yang sesuai. Sering terjadinya peristiwa banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan kekeringan di beberapa tempat di Indonesia pada musim kemarau sebagian besar diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum dan pemanfaatan tata ruang wilayah yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Teknologi yang digunakan untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu bencana pun harus diusahakan agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan di masa depan.
4. Asas dan Prinsip Dasar
Secara umum, Kebijaksanaan Penanggulangan Bencana di Indonesia didasarkan pada asas-asas sebagai berikut :
4.1Kebersamaan dan kesukarelaan
4.2 Koordinasi dan Intergrasi
4.3 Kemandirian
4.4 Cepat dan tepat
4.5 Prioritas
4.6 Kesiapsiagaan
4.7 Kesemestaan
Dalam penyusunan strategi nasional mengenai mitigasi bencana terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan untuk dijadikan dasar penyusunan kebijaksanaan. Sebagai contoh beberapa prinsip yang digunakan Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam konteks Indonesia dapat digunakan:
langkah / kegiatan untuk mengurangi dampak/resiko dari bencana:
vDiutamakan untuk keberhasilan ekonomi jangka panjang secara keseluruhan
vSejalan (compatible) dengan bencana lain
vDievaluasi agar diperoleh hasil terbaik
vSejalan dengan bencana teknologi
vBersifat lokal
vPenekanan pada mitigasi pro-aktif, sebelum tanggap-darurat
vIdentifikasi bahaya (Hazard Identification) dan penilaian resiko (Risk Assesment)
vKerjasama pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan pihak swasta
vSejalan dengan perlindungan/pelestarian sumberdaya alam/lingkungan
vPihak yang memilih untuk memperkirakan resiko yang lebih besar harus bertanggungjawab atas pilihan tersebut
Beberapa pertimbangan dalam menyusun program mitigasi, khususnya di Indonesia adalah :
vMitigasi bencana harus diintegrasikan dengan proses pembangunan
vFokus bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga kerja, perumahan dan kebutuhan dasar lainnya
vSinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat
vDalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri
vMenggunakan sumber daya dan dana lokal (sesuai prinsip desentralisasi)
vMempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan masyarakat tidak mampu, dan pilihan subsidi biaya tambahan membangun rumah
vMempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman
vMempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah yang rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi politik
vMudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat
Bersiaplah menghadapi segala kemungkinan:
vGempa bumi
vKebakaran
vBanjir
vBahan berbahaya
vPanas dan kekeringan
vAngin ribut dan topan
vLongsor
vLedakan petasan dan nuklir
vTsunami
vLedakan gunung berapi
Misalnya materi-materi pokok dan subpokok gempa bumi, erupsi vulkanik, tsunami, dan longsor yang menurut para ahli Ilmu Kebumian.
vBencana Gempa Bumi
a. Penyebab dan Dampak Gempa Bumi :
(1) Pengertian Gempa bumi
(2) Tanda Awal dan Faktor-faktor Penyebab Gempa Bumi
(3) Mekanisme Terjadinya Gempa Bumi
(4) Dampak Gempa Bumi bagi manusia dan lingkungan
b. Mitigasi Bencana Gempa Bumi :
(1) Cara-cara Menghadapi bencana alam gempa bumi
(2) Membuat Peta Evakuasi
(3) Pengelolaan Bencana Gempa Bumi di sekolah dan di rumah.
vBencana Erupsi Gunung Berapi
a. Penyebab dan Dampak Erupsi Gunung Berapi:
(1) Pengertian Erupsi Gunung Berapi
(2) Tanda Awal dan Faktor-faktor Penyebab Erupsi Guung Berapi
(3) Mekanisme Terjadinya Erupsi Gunung Berapi
(4) Dampak Erupsi Gunung Berapi bagi manusia dan lingkungan.
b. Mitigasi Bencana Alam Erupsi Gunung Berapi:
(1) Cara-cara Menghadapi bencana alam erupsi gunung berapi
(2) Membuat Peta Evakuasi
(3) Pengelolaan Bencana Erupsi Gunung Berapi di sekolah dan di rumah
vBencana Tsunami
a. Penyebab dan Dampak Tsunami:
(1) Pengertian Tsunami
(2) Tanda Awal dan Faktor-faktor Penyebab Tsunami
(3) Mekanisme Terjadinya Tsunami
(4) Dampak Tsunami bagi manusia dan lingkungan
b. Mitigasi Bencana Alam Tsunami:
(1) Cara-cara Menghadapi bencana alam Tsunami
(2) Membuat Peta Evakuasi
(3) Pengelolaan Bencana Tsunami di sekolah dan di rumah
vBencana Longsor
a. Penyebab dan Dampak Bencana Longsor:
(1) Pengertian dan Jenis Longsor
(2) Faktor-faktor Penyebab Longsor
(3) Mekanisme Terjadinya Longsor
(4) Dampak Longsor bagi manusia dan lingkungan.
b. Mitigasi Bencana Longsor:
(1) Cara-cara Menghadapi bencana alam longsor
(2) Membuat Peta Evakuasi
(3) Pengelolaan Bencana Longsor di sekolah dan di rumah.
5.Mitigasi Bencana yang Efektif
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
5.1 Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi Bencana yang sangat penting untukmerancang kedua unsur mitigasi lainnya;
5.2 Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentangbencana yang akan mengancam (seperti bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi, aliran lahar akibat letusan gunung berapi, dsb). Sistem peringatan didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan terhadap bencana yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat dan dipercaya.
5.3 Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman. Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat bencana. Selain itu jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasi non struktur), serta usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana (mitigasi struktur).
1. Munculnya Paham- Paham Baru di Asia Afrika
Dengan praktik kolonialisme dan imperalisme pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20 bangsa-bangsa Eropa telah menumbuhkan dan mengembangkan berbagai pemikiran sepert:
1.1 Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
1.2 Liberalisme
Liberalisme adalah paham yang menghendaki adanya kebebasan individu dalam kehidupan politik, agama dan ekonomi.
1.3 Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang tercipta secara kolektif dan kebahagiaan diperuntukan bagi semua anggota masyarakat.
1.4 Demokrasi
Demokrasi adalah suatu paham yang mengakui hak segenap rakyat dalam pemerintahan, dimana masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung dapat ikut serta dalam pengambilan suatu keputusan.
1.5 Pan-Islamisme
Pan-Islamisme adalah paham yang berkeinginan untuk mempersatukan seluruh umat islam di dunia.
2. Perkembangan Nasionalisme Asia dan Afrika
Gerakan nasionalisme tersebut bertujuan untuk menghancurkan tatanan pemrintahan kolonial barat, menghentikan eksploitasi bangsa barat terhadap perekonomian dan SDA yg ada di kawasan Asia dan Afrika, serta berusaha untruk membangun negara yang demokratis.
Pada abad ke-20, pergerakan nasionalisme bangsa-bangsa Asia-Afrika yang menentang kolonialisme dan imerialisme bangsa-bangsa Eropa terjadi di berbagai negara, seperti Jepang, Cina, India, Turki dan Mesir.
Yang dimaksud dengan kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara yang bertujuan untuk mendominasi perekonomian sedangkan yang dimaksud dengan imperialisme adalah politik untuk menguasai (dengan paksa) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk oleh imperiumnya (hak untuk memerintah).
UTS semester 1 tentang Struktur Ilmu Ilmu Sosial
mencakup :
1. manfaat struktur ilmu ilmu sosial
2. tentang ilmu alam, humaniora dan ilmu sosial
3. tentang fakta, konsep dan generalisasi
4. pertanyaan2 yang baik dan tidak baik
5. tetntang metode inkuiri dll